KELEBIHAN Ada beberapa kelebihan dari listrik prabayar yang patut Anda ketahui : Listrik prabayar tidak memiliki beban listrik bulanan atau minimal pemakaian listrik seperti halnya pada listrik pascabayar. Contohnya pelanggan listrik pascabayar 900 watt dibebani biaya Rp 18.000/bulan ditambah PPj atau minimal pemakaian 40 jam pada listrik
Kelebihan kWh meter digital ini dibandingkan dengan kWh meter analog ialah kemampuan untuk mebaca daya aktif dan jumlah pemakaian daya reaktif per satuan waktu energi reaktif. Di dalam mikrokontroler ini juga terdapat program yang dapat digunakan untuk mengukur besaran tegangan voltmeter, arus amperemeter, dan faktor daya cos phi meter. Sehingga untuk pegukuran dengan menggunakan kWh meter digital tidak perlu menggunakan piranti tambahan untuk mengukur besaran-besaran terebut. BAB 3 METODE DAN PROSEDUR PENGUJIAN Metode Pengujian Metode pengujian yang digunakan pada percobaan untuk mengetahui pengaruh harmonisa terhadap penyimpangan pengukuran kWh meter yaitu dengan cara menciptakan harmonisa pada rangkaian pengujian. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa harmonisa pada umumnya ditimbulkan oleh beban-beban non linier. Dalam kegiatan pengujian ini beban-beban non linier yang digunakan yaitu lampu hemat energi yang mempunyai rangkaian elektronika bahan solid state di dalamnya. Harmonisa yang dibangkitkan dari penggunaan beban non linier tersebut selanjutnya diatur dengan melihat besarnya nilai THD Total Harmonic Distortion yang terukur pada PQ Analyzer. Parameter THD digunakan karena THD merupakan representasi besarnya harmonik yang ada pada suatu sistem atau suatu rangkaian. Pengaturan beban yang menimbulkan harmonik tersebut dilakukan untuk mengetahui kecenderungan kinerja kWh meter mulai dari THD yang terkecil sampai nilai THD yang paling besar. Dengan demikian dapat diperoleh data hasil pengujian kWh meter mulai dari THD terkecil sampai yang paling besar yang nantinya di analisis dan dibuat suatu kesimpulan hasil penelitian. Rangkaian Pengujian Untuk mengetahui pengaruh harmonisa terhadap kinerja kWh meter maka dilakukan pengujian di Laboratorium Tegangan Tinggi dan Pengukuran Listrik, Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Indonesia, dengan rangkaian pengujian sebagai berikut Gambar Skema Rangkaian Pengujian Gambar Rangkaian Pengujian Beban yang dipasang pada rangkaian pengujian merupakan konfigurasi dari beberapa lampu pijar LP dan/atau lampu hemat energi LHE yang disusun secara pararel seperti terlihat pada gambar berikut ini Gambar Rangkaian paralel beban lampu Berdasarkan rangkaian pengujian gambar di atas maka dapat dilihat karakteristik dari pengaruh harmonisa terhadap kinerja kWh meter baik itu kWh meter analog maupun digital. KWh meter dipasang pada rangkaian untuk melihat besarnya perubahan pembacaan oleh alat tersebut pada saat sebelum diberi harmonisa maupun setelah diberi harmonisa, sedangkan Power Quality Analyzer digunakan untuk mendeteksi adanya harmonik pada sistem serta memberikan informasi berupa data-data lainya yang diperlukan untuk bahan analisis. Selain itu, PQ Analyzer juga berfungsi sebagai alat pembanding dari pengukuran yang dilakukan oleh kWh meter. Spesifikasi Peralatan KWh meter Analog & Digital KWh meter merupakan komponen utama yang akan diuji dan dianalisis bagaiamana kinerjanya apabila terdapat harmonisa pada alat tersebut. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa kWh meter baik yang analog maupun digital merupakan alat transaksi tenaga listrik yang sudah banyak di gunakan di kalangan masyarakat maupun industri. Oleh karena itu, kWh meter sangat berperan penting dalam proses pengukuran konsumsi energi yang terpakai. Dalam pengujian kali ini, kWh meter yang digunakan mempunyai spesifikasi sebagai berikut Tabel Spesifikasi kWh meter Analog dan Digital yang digunakan No Aspek KWh meter Analog KWh meter Digital 1 Jenis 1Ο M2XS4V3 kelas 2 1Ο DDS63-4 class 2 Merk Schlumberger Thn 2002 PT. Indo Electric Instrument Thn 2007 Power Quality Analyzer Power Quality Analyzer merupakan peralatan yang digunakan untuk mengetahui dan mengukur besarnya harmonik pada suatu sistem. Selain itu, alat ini juga digunakan untuk mengetahui besaran-besaran lainnya yang dibutuhkan untuk kebutuhan penelitian. Pengujian kali ini menggunakan Power Quality Analyzer dengan merk HIOKI 3169-20 Gambar Power Quality Analyzer Voltage regulator Voltage regulator merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengatur besarnya tegangan yang masuk ke dalam rangkaian pengujian. Alat ini harus terlebih dahulu dipastikan tidak menimbulkan harmonik yang signifikan atau bahkan diharapkan tidak menimbulkan harmonik sama sekali pada rangkaian pengujian. Pemasangan voltage regulator dilakukan agar besarnya tegangan yang digunakan dalam pengukuran konstan atau paling tidak range tegangan berada pada nilai yang tidak terlalu signifikan dari angka 220 Volt. Jika pengujian tidak menggunakan voltage regulator maka dikhawatirkan antara pengujian yang satu dengan pengujian lainnya tidak bisa dibandingkan dan sulit untuk diambil suatu kesimpulan karena besarnya tegangan sistem yang berubah-ubah secara signifikan. Dalam pengujian kali ini, spesifikasi dari alat yang digunakan yaitu voltage regulator TDGC2-1 kVA merk OKI. Beban Pada pengujian ini beban juga merupakan salah satu hal yang penting, dimana beban-beban tersebut berfungsi sebagai alat yang menggunakan energi listrik yang terukur oleh kWh meter. Dalam hal ini beban-beban yang digunakan pada pengujian ialah sebagai berikut ο· Lampu Pijar LP lampu pijar yang digunakan dalam pengujian kali ini merupakan lampu pijar merk philips masing-masing 100 Watt sebanyak 3 buah. ο· Lampu Hemat Energi LHE lampu hemat energi yang digunakan pada pengujian ini yaitu LHE merk Itami masing-masing 20 Watt sebanyak 15 buah. LHE ini merupakan variabel yang dianggap dapat menimbulkan harmonik sehingga digunakan pada percobaan untuk menambah atau mengurangi nilai %THD. Gambar Jenis-jenis Beban yang Digunakan Prosedur Pengujian Proses pengujian dilakukan terhadap masing-masing jenis kWh dengan beban yang konstan sebesar 300 Watt selama 6 jam berturut-turut. Beban yang digunakan kemudian divariasikan antara jumlah lampu pijar dan lampu hemat energi supaya besarnya beban tetap sebesar 300 Watt. Hal ini dimaksudkan untuk melihat kecenderungan pengaruh harmonisa terhadap kinerja kWh meter baik yang analog maupun digital. Untuk variasi beban yang digunakan akan dibahas lebih lanjut pada sub bahasan mengenai rancangan beban. Adapun pelaksanaan kegiatan pengujian pengaruh harmonisa terhadap kinerja kWh meter ini dilakukan berdasarkan prosedur pengujian dengan tahapan sebagai berikut 1. Membuat rangkaian pengujian seperti pada gambar serta memastikan terlebih dahulu letak fasa dan netral dari sumber tegangan AC agar rangkaian pengujian bekerja dengan baik dan terhindar dari bahaya listrik. 2. Memasang beban berupa 3 buah lampu pijar yang masing-masing 100 Watt sebagai beban yang pertama kali akan diuji pengukurannya terhadap kWh meter. 3. Melihat dan mencatat starting point pada masing-masing kWh. 4. Memberikan suplai pada rangkaian dengan cara menekan saklar menjadi βonβ. 5. Memberikan waktu 4 s/d 6 jam agar kWh meter dapat membaca besaran energi listrik yang terpakai. 6. Melakukan pencatatan berapa besar kecepatan putaran piringan kWh per menit pada kWh meter analog. 7. Melakukan pencatatan berapa besar kWh yang terpakai. 8. Mencatat berapa besarnya nilai THD yang ada pada rangkaian dengan menggunakan PQ meter. 9. Jika telah selesai, mengulangi kegiatan 1-8 dengan mengganti variasi beban lampu hemat energi dan/atau lampu pijar. Rancangan Beban Beban yang digunakan pada pengujian ini ialah beban berupa kombinasi antara lampu pijar LP dan lampu hemat energi LHE yang masing-masing mempunyai besaran tertera 100 Watt dan 20 Watt. Untuk mempermudah dalam menganalisis pengaruh harmonisa terhadap pembacaan kWh meter, maka berikut ini tabel rancangan beban yang digunakan pada percobaan Tabel Rancangan Beban Pada Percobaan KWh Meter Analog & Digital Percobaan ke- Jumlah Beban 300 Watt LP 100 Watt LHE 20 Watt 1 3 - 2 2 5 3 1 10 4 - 15 BAB 4 HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS Hasil Pengujian Berdasarkan pengujian yang dilakukan dalam rangka mendapatkan karakteristik pengaruh harmonisa terhadap kinerja kWh meter, baik itu jenis analog maupun digital, maka diperoleh data hasil pengujian berupa perbedaan hasil pengukuran energi dalam satuan kWh antara percobaan yang satu dengan yang lainnya meskipun pada dasarnya beban yang digunakan mempunyai besaran yang sama serta perlakuan yang sama pula. Kegiatan memvariasikan beban bertujuan untuk menciptakan besarnya %THD yang berbeda-beda sehingga dapat dilihat hubungan antara kecenderungan kenaikan nilai %THD yang diciptakan terhadap kinerja kWh meter yang hendak diamati. Setiap pengujian pada masing-masing kWh meter dilakukan sebanyak 4 kali sesuai dengan variasi beban yang telah dibahas pada bab sebelumnya. Dari masing-masing pengujian diperoleh suatu data hasil pengujian yang kemudian dilakukan pengolahan data untuk dianalisis dan diambil suatu kesimpulan dari hasil pengujian tersebut. Pengolahan data difokuskan pada beberapa parameter yang memang dianggap penting untuk dianalisis seperti nilai %THD arus dan tegangan, besarnya nilai energi yang terukur pada kWh dan PQ analyzer, bentuk gelombang arus dan tegangan yang terukur oleh PQ analyzer, serta parameter-parameter lainnya yang dianggap penting dalam pengujian. Hasil Pengujian pada kWh meter Analog Bentuk gelombang arus dan tegangan yang terukur dan terpampang pada PQ analyzer merupakan salah satu parameter penting karena dari data tersebut kita dapat menganalisis hubungan antara bentuk gelombang serta pengaruhnya terhadap proses pengukuran oleh alat ukur berupa kWh meter. Berdasarkan data yang diperoleh pada masing-masing pengujian yang dilakukan terhadap kWh meter analog, maka berikut inilah keterangan mengenai data-data hasil pengujian pada masing-masing pengujian tersebut Beban 300 Watt 3 Buah LP Pada percobaan ini digunakan beban sebesar 300 Watt dengan varisi beban berupa 3 buah lampu pijar LP. Pada mulanya variasi beban ini dianggap tidak menimbulkan harmonisa, tapi pada kenyataannya tidak ada sistem yang ideal sehingga pada pengujian ini masih terdapat nilai THD-v sebesar 1,82% dan nilai THD-i sebesar Berikut ini ialah bentuk gelombang hasil dari percobaan dengan variasi beban 3 LP Gambar Gelombang I dan V Terdistorsi pada Variasi Beban 3 LP Analog Beban 300 Watt 2 Buah LP + 5 Buah LHE Pada percobaan ini digunakan beban sebesar 300 Watt dengan variasi beban berupa 2 buah lampu pijar LP ditambah 5 buah lampu hemat energi LHE. Penambahan LHE ini diharapkan dapat meningkatkan nilai %THD sehingga diperoleh data yang sesuai dengan yang diinginkan. Pada percobaan ini diperoleh nilai THD-v sebesar 1,65% dan nilai THD-isebesar 15,69%. Berikut ini ialah bentuk gelombang hasil dari percobaan ini Gambar Gelombang I dan V Terdistorsi pada Variasi Beban 2 LP + 5 LHE Analog Beban 300 Watt 1 Buah LP + 10 Buah LHE Pada percobaan ini digunakan beban sebesar 300 Watt dengan variasi beban berupa 1 buah lampu pijar LP ditambah 10 buah lampu hemat energi LHE. Penambahan jumlah LHE ini diharapkan dapat meningkatkan nilai %THD sehingga diperoleh data yang sesuai dengan yang diinginkan. Pada percobaan ini diperoleh nilai THD-vsebesar 1,80% dan nilai THD-i sebesar 40,40%. Berikut ini ialah bentuk gelombang hasil dari percobaan ini Gambar Gelombang I dan V Terdistorsi pada Variasi Beban 1 LP + 10 LHE Analog Beban 300 Watt 15 Buah LHE Pada percobaan ini digunakan beban sebesar 300 Watt dengan variasi beban berupa 15 buah lampu hemat energi LHE. Penambahan jumlah LHE ini diharapkan dapat meningkatkan nilai %THD sehingga diperoleh data yang sesuai dengan yang diinginkan. Pada percobaan ini diperoleh nilai THD-v sebesar 1,77% dan nilai THD-i sebesar 80,39%. Berikut ini ialah bentuk gelombang hasil dari percobaan ini Gambar Gelombang I dan V Terdistorsi pada Variasi Beban 15 LHE Analog Hasil Pengujian pada kWh meter Digital Berdasarkan data yang diperoleh pada masing-masing pengujian yang dilakukan terhadap kWh meter digital, maka berikut inilah keterangan mengenai data-data hasil pengujian pada masing-masing pengujian tersebut Beban 300 Watt 3 Buah LP Pada pengujian ini, perlakuan dan kondisi yang sama juga diberlakukan seperti halnya pengujian pada kWh meter analog. Percobaan ini menggunakan varisi beban 300 Watt berupa 3 buah lampu pijar LP yang mana juga masih terdapat nilai THD-v sebesar 1,71% dan nilai THD-i sebesar 1,72%. Berikut ini ialah bentuk gelombang hasil dari percobaan ini Gambar Gelombang I dan V Terdistorsi pada Variasi Beban 3 LP Digital Beban 300 Watt 2 Buah LP + 5 Buah LHE Pada percobaan ini digunakan beban sebesar 300 Watt dengan variasi beban berupa 2 buah lampu pijar LP ditambah 5 buah lampu hemat energi LHE. Pada percobaan ini diperoleh nilai THD-vsebesar 1,57% dan nilai THD-i sebesar 15,63%. Berikut ini ialah bentuk gelombang hasil dari percobaan ini Gambar Gelombang I dan V Terdistorsi pada Variasi Beban 2 LP + 5 LHE Digital Beban 300 Watt 1 Buah LP + 10 Buah LHE Pada percobaan ini digunakan beban sebesar 300 Watt dengan variasi beban berupa 1 buah lampu pijar LP ditambah 10 buah lampu hemat energi LHE. Pada percobaan ini diperoleh nilai THD-vsebesar 1,60% dan nilai THD-i sebesar 39,75%. Berikut ini ialah bentuk gelombang hasil dari percobaan ini Gambar Gelombang I dan V Terdistorsi pada Variasi Beban 1 LP + 10 LHE Digital Beban 300 Watt 15 Buah LHE Pada percobaan ini digunakan beban sebesar 300 Watt dengan variasi beban berupa 15 buah lampu hemat energi LHE. Pada percobaan ini diperoleh nilai THD-v sebesar 1,61% dan nilai THD-isebesar 81,58%. Berikut ini ialah bentuk gelombang hasil dari percobaan ini Gambar Gelombang I dan V Terdistorsi pada Variasi Beban 15 LHE Digital Analisis Hasil Pengujian Berdasarkan data hasil percobaan diperolah suatu keterangan bahwa adanya harmonisa pada sistem kelistrikan dapat menyebabkan gelombang sinusoidal arus atau tegangan mengalami distorsi sehingga bentuk gelombang mengalami perubahan dari bentuk gelombang awalnya. Besar atau tidaknya perbedaan bentuk gelombang awal dengan gelombang yang terdistorsi tergantung dari nilai % THD nya. Semakin besar nilai %THD yang terukur maka bentuk gelombang arus/tegangan yang terdistorsi akan semakin jauh dari bentuk sinusoidal murni. Pengaruh Bentuk Gelombang Terhadap Pengukuran Energi Listrik pada KWh Meter 7 Seperti yang telah kita ketahui bahwa sejatinya kWh meter di desain untuk menghitung daya melalui bentuk gelombang arus dan tegangan yang masuk ke kWh tersebut dengan bentuk gelombang yang ideal atau sinusoidal murni sehingga jika gelombang tersebut tidak lagi berbentuk sinusoidal murni maka alat tersebut tidak akan mampu bekerja secara akurat. Suatu hal yang dapat merusak bentuk gelombang arus/tegangan tersebut ialah harmonisa. Semakin banyak harmonisa yang ditimbulkan maka semakin besar nilai %THD yang kemudian akan berimbas pada semakin buruknya bentuk gelombang yang dihasilkan. Dengan buruknya bentuk gelombang arus/tegangan akibat distorsi harmonisa maka kemungkinan besar akan terjadi kesalahan dalam pengukuran. Dengan begitu, jika alat ukur tidak bekerja secara akurat maka kemungkinan ada salah satu pihak yang akan dirugikan. Pengaruh Bentuk Gelombang pada KWh Meter Analog Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa kWh meter analog bekerja dengan prinsip induksi. Patokan yang dijadikan sebagai perhitungan dan pengukuran daya yang terpakai adalah putaran lempeng aluminium yang menggunakan torsi putaran yang timbul akibat adanya masing-masing besaran arus dan tegangan yang masuk ke kWh meter tersebut. Dengan melihat rumus pada bab sebelumnya terlihat bahwa torsi sebanding dengan daya aktif V. I . Cos Ο yang besarnya daya aktif ini dihitung berdasarkan luas permukaan gelombang sinusoidal. Sehingga jelas bahwa jika bentuk gelombang daya aktif tidak sinusoidal maka akan mempengaruhi besarnya torsi dan torsi ini akan mengakibatkan putaran yang tidak presisi dan pada akhirnya mengakibatkan pengukuran menjadi salah dan tingkat akurasinya berkurang. Pengaruh Bentuk Gelombang pada KWh Meter Digital Sama halnya seperti yang terjadi pada kWh meter analog bahwa pada kWh meter digital pun akan terjadi kesalahan pengukuran jika terdapat distorsi harmonisa pada arus atau tegangannya. Pada umumnya alat ini mengandalkan kinerja dan kecanggihan dari mikrokontroller dalam proses pengukuran dan perhitungannya. Jika pada mikrokontroller hanya terdapat program yang dirancang untuk menghitung daya dengan bentuk gelombang sinusoidal murni, maka jika terjadi distorsi akibat harmonisa proses pengukuran dan perhitungan tersebut menjadi salah dan tidak akurat lagi. a b Gambar Ilustrasi Pengukuran Secara Digital pada Gelombang Ideal a dan pada Gelombang Terdistorsi Akibat Harmonisa b Pada gambar di atas dapat dilihat perbedaan proses pengukuran secara digital pada gelombang ideal dan gelombang terdistorsi akibat harmonisa. Alat ukur digital biasanya di desain untuk mengukur arus atau tegangan dengan bentuk gelombang ideal a sehingga tingkat kepresisiannya sangat baik jika masukan gelombang adalah seperti pada gambar a. Berbeda halnya jika gelombang masukan berupa gelombang dengan bentuk terdistorsi b maka alat ukur tersebut akan error dan tidak dapat membaca gelombang dengan baik. Selain itu, gelombang terdistorsi yang masuk juga tidak akan sesuai dengan algoritma yang ada pada program yang ada di dalam mikrokontroller sehingga pengukuran menjadi salah. Tingkat kepresisian dan akurasi pengukuran oleh kWh meter digital dapat dilihat dari kedua grafik diatas. Jika pada grafik a hampir semua luas gelombang dapat dihitung dengan mudah dan teratur sedangkan pada grafik b luas gelombang sulit untuk di kuantisasi, sulit untuk dihitung, serta banyak luasan yang tidak terhitung karena bentuk gelombang yang berlekuk-lekuk dan tidak beraturan. Dengan demikian kWh meter tidak mampu untuk membaca besaran nilai daya yang terpakai secara akurat dan benar. Berdasarkan percobaan bahwa bentuk gelombang arus dan tegangan semakin menjauhi bentuk sinusoidal murni, terutama pada bentuk gelobang arus, ketika nilai %THD semakin tinggi. Dengan demikian hasil percobaan mempunyai kesamaan dan kesesuaian dengan teori yang ada, bahwa semakin besar nilai harmonisa maka akan semakin merusak bentuk gelombang dan jika semakin rusak bentuk gelombang maka akan terjadi kesalahan dalam pengukuran oleh alat ukur dalam hal ini kWh meter. Gambar Perubahan Bentuk Gelombang I & V Akibat Harmonisa Analisis Tegangan Tegangan merupakan salah satu parameter penting dalam pengujian ini. Hal ini dikarenakan tegangan merupakan komponen yang termasuk dalam perhitungan energi yang dilakukan oleh kWh meter. Pada pengujian yang dilakukan baik itu pada kWh meter analog maupun kWh meter digital diperoleh grafik tegangan sebagai berikut Tabel Tegangan pada kWh Analog Gambar Grafik Tegangan terhadap Perubahan Waktu pada kWh Analog Tabel Tegangan pada kWh Digital Waktu jam 3 LP 2 LP + 5 LHE 1 LP + 10 LHE 15 LHE Gambar Grafik Tegangan terhadap Perubahan Waktu pada kWh Digital Pada kedua grafik tegangan terhadap waktu di atas dapat dilihat bahwa besarnya nilai tegangan cenderung berubah-ubah terhadap perubahan waktu. Idealnya tegangan diharapkan konstan di 220 Volt, namun masih terjadi fluktuasi tegangan karena sulit untuk mengendalikan besarnya tegangan yang berasal dari PLN. Pada pengujian yang dilakukan terhadap kWh meter analog, tegangan tertinggi mencapai nilai 225,63 Volt pada variasi beban 1 LP + 10 LHE sedangkan tegangan terendah adalah sebesar 216,47 Volt pada variasi beban 15 LHE. Dengan demikian range tegangan yang digunakan pada pengujian kWh meter analog ialah 220 Β± 5 Volt. Sedangkan pada pengujian yang dilakukan terhadap kWh meter digital, tegangan tertinggi mencapai 226,38 Volt pada variasi beban 15 LHE dan tegangan terendah sebesar 217,86 Volt pada variasi beban 1 LP + 10 LHE. Dengan demikian range tegangan yang digunakan pada pengujian kWh meter digital ialah 220 Β± 6 Volt. Analisis Arus Pada penelitian ini, arus juga merupakan salah satu parameter terpenting yang harus dianalisis karena besar-kecilnya arus akan berpengaruh terhadap pengukuran energi oleh kWh meter. Berikut ini ialah kedua grafik arus terhadap waktu baik itu pengujian pada kWh meter analog maupun digital Tabel Arus pada kWh Analog Waktu jam 3 LP 2 LP + 5 LHE 1 LP + 10 LHE 15 LHE Gambar Grafik Arus terhadap Perubahan Waktu pada kWh Analog Tabel Arus pada kWh Digital Gambar Grafik Arus terhadap Perubahan Waktu pada kWh Digital Berbeda halnya dengan grafik tegangan yang berubah-ubah terhadap waktu, pada kedua grafik arus di atas dapat dilihat bahwa arus cenderung konstan terhadap perubahan waktu. Di samping itu, arus merupakan representasi dari beban sehingga besar kecilnya arus ditentukan oleh jenis beban yang digunakan. Pada kedua grafik arus tersebut di atas dapat dilihat bahwa dengan adanya penambahan beban berupa LHE maka nilai arus akan cenderung menurun. Hal ini dikarenakan rating arus yang digunakan untuk jenis beban LHE lebih kecil dibandingkan dengan rating arus yang digunakan pada jenis beban LP. Namun di samping itu semua, dalam proses pengukuran energi oleh kWh meter, arus juga dipengaruhi oleh besarnya %THD yang sangat signifikan pada pemakaian beban-beban non linier sehingga pada penelitian pengukuran energi kali ini besarnya nilai energi kWh menjadi lebih kecil dibandingkan dengan angka hasil perhitungan. Berdasarkan hukum Kirchoff bahwa Iin = I1 + I2 +I3 + β¦ + In , tapi kenyataan setelah dilakukan percobaan bahwa besarnya arus yang masuk tidak sama dengan besarnya penjumlahan arus yang terukur pada masing-masing beban Iin β I1 + I2 +I3 + β¦ + In . Hal ini tentu saja diperkirakan akibat adanya pengaruh harmonisa yang direpresentasikan dengan semakin besarnya nilai %THD. 0 Sebagai contoh kita tinjau bahwa setelah diukur sebuah lampu pijar mempunyai arus yang terukur sebesar 0,44 Ampere dan sebuah lampu hemat energi mempunyai arus yang terukur sebesar 0,049 Ampere. Berdasarkan perhitungan pada percobaan 2 LP + 5 LHE maka Iin = 2 0,44 A + 5 0,049 A = 1,125 Ampere, tapi pada tabel dan nilai arus rata-rata bernilai 1,0β¦;yang berarti bahwa terdapat perbedaan nilai arus dan penyimpangan ini dipengaruhi oleh adanya harmonisa. Analisis Faktor Daya Karena dalam pengujian diukur nilai daya aktif maka faktor daya menjadi penting dalam proses analisis data. Berikut ini ialah grafik faktor daya hasil pengujian baik itu pada pengujian kWh meter analog maupun digital Tabel Faktor Daya pada kWh Analog Waktu jam 3 LP 2 LP + 5 LHE 1 LP + 10 LHE 15 LHE Gambar Grafik Cos phi terhadap Perubahan Waktu pada kWh Analog Tabel Faktor Daya pada kWh Digital Gambar Grafik Cos phi terhadap Perubahan Waktu pada kWh Digital Pada kedua grafik di atas dapat dilihat bahwa semakin banyak penggunaan Gambar Grafik Cos phi terhadap Perubahan Waktu pada kWh Digital Pada kedua grafik di atas dapat dilihat bahwa semakin banyak penggunaan
Kelebihandari Doppler Flow Meter adalah : Kelebihan utama dari pengukur aliran doppler adalah desainnya yang tidak mengganggu. Senyawa kopling akustik digunakan pada permukaan pipa dan sensor hanya ditahan di tempatnya untuk melakukan pengukuran atau, untuk pemasangan yang lebih permanen, sensor tersebut diikatkan di sekitar pipa.
YSI Pro20 Dissolved Oxygen/Temperature, Portable dissolved oxygen meterIni 12 Kelebihan dissolved oxygen do meter merek YSI PRO20 yang kami jual, yaitu Bentuknya yang mungil, sangat pas di pegang oleh tangan Sensor dan kabel mudah di ganti Memori bisa menyimpan hingga 50 data Spek standar militer untuk konektornya Anti air Packingnya terbuat dari kulit Garansi alat 3 tahun , dan garansi kabel 2 tahun Sangat mudah untuk melakukan kalibrasi alat Layarnya bisa menyala di lingkungan gelap waktu respon yang sangat cepat, sekitar 8 detik data 95 % dari lapangan Muliple bahasa yaitu bahasa inggris, jerman, spanyol, dan perancis. cocok baik di labotorium maupun di lapangan
Kelebihandan kekurangan untuk berbagai jenis element tersebut dapat dilihat di bawah. Orifice Plates. Suatu plate berlubang dimasukkan ke dalam pipa dan ditempatkan secara tegak lurus terhadap flow stream. Ketika fluida mengalir melewati orifice platetersebut maka menyebabkan peningkatan kecepatan dan penurunan tekanan.
Sensor aliran vortex seri STLU adalah sensor aliran jenis osilasi fluida baru berdasarkan prinsip pusaran Karman, menggunakan metode deteksi tegangan, menggunakan kristal piezoelektrik sebagai komponen sensitif dan memisahkan komponen pendeteksi dari generator vortex. Ini dapat digunakan secara luas dalam pengukuran proses dan manajemen penghematan energi dari berbagai gas, cairan, uap dan cairan fase tunggal lainnya dalam petrokimia, mesin metalurgi, pemanasan dan catu daya, penelitian medis dan industri lainnya. Artikel ini mencantumkan kelebihan dan kekurangan vortex shedding flow meter. Keuntungan flow meter vortex Flowmeter vortex tidak memiliki bagian yang bergerak, dan komponen pengukur memiliki struktur sederhana, kinerja yang andal, dan masa pakai yang lama. Flowmeter vortex memiliki rentang pengukuran yang luas. Rasio turndown umumnya dapat mencapai 110. Laju aliran volumetrik flowmeter vortex tidak dipengaruhi oleh parameter termal seperti suhu, tekanan, kepadatan atau viskositas fluida yang diukur. Ini mengukur aliran cairan, gas atau uap, memiliki aplikasi yang sangat luas Ini menyebabkan sedikit kehilangan tekanan. Akurasi tinggi, dan perawatan rendah Kerugian flow meter pusaran Ini memiliki kinerja anti-getaran yang buruk. Getaran eksternal dapat menyebabkan kesalahan pengukuran dalam flowmeter vortex dan bahkan mungkin tidak berfungsi dengan baik. Guncangan kecepatan aliran tinggi dari fluida menyebabkan getaran di dalam pusaran, yang mengurangi akurasi pengukuran. Tidak dapat mengukur media kotor Persyaratan pipa lurus tinggi saat memasang meteran aliran vortex Tidak cocok untuk pengukuran jumlah cairan Reynolds yang rendah; Faktor meter rendah dibandingkan dengan turbin flow meter ; Itu tidak cocok untuk aliran berdenyut. .
Kelebihandan Kekurangan Potensiometer. Kelebihan dari potensiometer adalah: Keandalan yang lebih tinggi; Peningkatan akurasi; Ukuran kecil, beberapa potensiometer dapat dikemas dalam satu chip; Pergeseran resistansi yang dapat diabaikan; Tidak terpengaruh oleh kondisi lingkungan seperti getaran, kelembapan, guncangan, dan kontaminasi wiper
Do meter adalah alat elektronik yang digunakan mengukur kadar Dissolved Oxygen oksigen terlarut dalam larutan atau air. Untuk mengetahui jumlah oksigen terlarut, maka pengguna harus memahami cara menggunakan DO Meter secara baik dan benar, sehingga bisa mendapatkan hasil akurat. Oksigen terlarut memiliki peran penting bagi keberlangsungan hidup biota air dan makhluk hidup lain yang mengkonsumsinya. Tidak mengherankan apabila alat berbasis sistem digital praktis ini sangat dibutuhkan oleh berbagai industri dan umum, termasuk mengetahui nilai DO air yang dikonsumsi. Tinggi rendahnya kadar DO dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk suhu air dan zat organik. Jika suhu air tinggi, maka nilai oksigen terlarut semakin rendah. Sebaliknya, apabila suhu air rendah, nilai DO tinggi. Semakin tinggi nilai DO dalam air, artinya kualitas air tersebut bagus. Mengenal Dissolved Oxygen MeterCara Menggunakan Alat DO Meter1 Mempersiapkan Perlengkapan2 Melakukan Kalibrasi3 Celupkan Probe ke Air4 Simpan DO MeterPanduan Kalibrasi DO Meter Secara Manual dan OtomatisApa yang Harus Dilakukan Jika Kadar DO Terlalu Rendah?1. Melalui Aerasi dan Agitasi2. Menggunakan Teknologi Aerasi Modern Mengenal Dissolved Oxygen Meter Untuk mengetahui nilai oksigen terlarut dalam air, kamu membutuhkan sebuah alat elektronik yang dikenal dengan nama DO Dissolved Oxygen Meter. Alat ini akan menunjukkan kadar DO pada air, sehingga kemudian bisa dijadikan sebagai acuan dasar dalam menyimpulkan kualitas air. Do Meter bekerja dengan memanfaatkan sensor atau detektor anoda dan katoda yang terdapat pada oxygen probe. Proses pengukuran dilakukan dengan cara mencelupkan alat dalam perairan atau air yang ingin diketahui nilai oksigen terlarutnya. Selanjutnya, hasil akan ditampilkan pada monitor. Untuk mendapatkan hasil lebih akurat, sebaiknya lakukan pengecekan Dissolved Oxygen Meter secara teratur, minimal dua kali sehari. Selain itu, pastikan menjaga kadar DO agar tetap berada di angka 5 ppm yang merupakan nilai minimum oksigen terlarut. Pada dasarnya, cara menggunakan DO Meter sangat mudah. Akan tetapi, bagi yang belum familiar dengan alat ini, tentu akan merasa bingung karena tidak tahu harus mulai dari bagian mana. Di bawah ini adalah tahap-tahap mengaplikasikan DO Meter Celupkan pen DO Meter ke dalam larutan air. Nilai DO akan terlihat pada display dalam bentuk numerik angka. Untuk lebih lengkapnya, kamu bisa menerapkan cara berikut ini 1 Mempersiapkan Perlengkapan Pada DO Meter basic, kamu bisa mulai dengan mempersiapkan semua perlengkapan yang dibutuhkan, termasuk sampel larutan air yang akan diukur di atas sebuah meja. Kamu juga bisa siapkan perlengkapan pendukung kalau ada. Sementara itu, jika kamu melakukan pengukuran DO di lapangan atau area perairan, seperti sungai, danau, tambah, dan sebagainya, maka pastikan kalau berada dalam posisi aman. 2 Melakukan Kalibrasi DO Meter digital biasanya sudah dilengkapi fitur kalibrasi otomatis. Dengan begitu, saat kamu ingin menggunakan alat tersebut, maka proses kalibrasinya bisa berlangsung lebih cepat dan hasil pengukuran DO juga akurat. 3 Celupkan Probe ke Air Langkah selanjutnya adalah mencelupkan probe DO Meter ke sampel air sepenuhnya. Jika sudah tampil angka stabil, maka tunggu hingga beberapa saat untuk mendapatkan hasil lebih tepat. Setelah selesai, angkat probe dan bilas hingga bersih lalu keringkan. Sekarang kamu bisa mencatat angka yang terdapat di monitor atau lihat ulang hasilnya menggunakan fitur Memory Recall. 4 Simpan DO Meter Telah selesai menggunakan DO Meter? Simpan alat pada tempatnya. Supaya lebih aman, maka bisa disimpan dalam kotak atau tempat penyimpanan khusus. Panduan Kalibrasi DO Meter Secara Manual dan Otomatis Sebelum menggunakan DO Meter, kamu perlu memastikan bahwa alat tersebut telah dikalibrasi. Hal ini harus dilakukan agar hasil pengukuran dengan DO Meter dapat memberikan hasil akurat. Kalibrasi umumnya dilakukan dengan cara membandingkan hasil pengukuran dari DO Meter dan standar ukur nasional atau internasional. Selain itu, penentuan waktu kalibrasi sangat ditentukan oleh usia dan kualitas dari DO Meter yang akan digunakan. Pada DO Meter, kalibrasi biasanya dilakukan setahun sekali atau dengan mengacu pada durasi penggunaan alat, maksimal 400 jam. Jika kamu menggunakan produk Lutron 5110, maka bisa melakukan kalibrasi dengan mengikuti langkah-langkah di bawah ini Cabut oxygen probe dari komponen soket inputnya. Nyalakan instrumen alat ukur DO Meter dengan menekan βONβ. Geser DO Selector pada posisi O2. Tekan β0β hingga tampilkan angka β0β di layar monitor. Sambungkan oxygen probe dengan soket input. Tunggu beberapa saat hingga nilai pembacaan pada layar terlihat stabil atau tidak menunjukkan fluktuasi. Pada umumnya, standar persentase kadar oksigen adalah Kamu bisa tekan O2 Secara otomatis, angka 20,9% akan tampil pada layar. Apa yang Harus Dilakukan Jika Kadar DO Terlalu Rendah? Terdapat banyak hal yang mempengaruhi kadar Dissolved Oxygen atau oksigen terlarut dalam air. Ada kalanya, nilai oksigen terlarut mengalami penurunan secara signifikan. Lantas, apa yang harus dilakukan untuk mengatasi kondisi tersebut? Berikut adalah beberapa cara meningkatkan nilai DO pada air 1. Melalui Aerasi dan Agitasi Menyemprotkan udara ke dalam air menggunakan sebuah pori-pori kecil untuk menghasilkan gelembung udara halus yang menyebar dalam larutan. Sementara itu, agitasi adalah prinsip pencampuran yang tujuannya memperlama kontak udara, sehingga kadar oksigen semakin tinggi. 2. Menggunakan Teknologi Aerasi Modern Teknik ini menggunakan alat berupa generator oksigen yang bisa menghasilkan gelembung udara nano dan kaya oksigen, sehingga dapat meningkatkan kadar DO pada air. Gelembung nano tidak mudah pecah dan sangat stabil, sehingga dapat bertahan dalam waktu lama di bawah air. Metode ini dinilai lebih efektif menjaga kandungan DO di area perairan. Cara menggunakan DO Meter sebenarnya cukup mudah dan praktis. Hanya saja, akan sedikit repot apabila melakukan kalibrasi secara manual. Kabar baiknya, saat ini sudah banyak dijual produk DO Meter yang mengusung fitur kalibrasi otomatis. Jadi, kamu bisa langsung menggunakan alat tersebut. Materi terkait Do Mater Apa Saja Kelebihan dan Kekurangan DO Meter? Temukan Jawabannya Disini!
KelebihanMetode Winkler dalam menganalisis oksigen terlarut (DO) adalah dimana dengan cara titrasi berdasarkan metoda WINKLER lebih analitis, teliti dan akurat apabila dibandingkan dengan cara alat DO meter. Hal yang perlu diperhatikan dala titrasi iodometri ialah penentuan titik akhir titrasinya, standarisasi larutan tio dan penambahan indikator amilumnya.
ZM9BTNn. rxp60t7vfk.pages.dev/262rxp60t7vfk.pages.dev/315rxp60t7vfk.pages.dev/210rxp60t7vfk.pages.dev/237rxp60t7vfk.pages.dev/81rxp60t7vfk.pages.dev/395rxp60t7vfk.pages.dev/317rxp60t7vfk.pages.dev/48rxp60t7vfk.pages.dev/230
kelebihan dan kekurangan do meter